Tanaman
jagung memiliki nilai ekonomis yang tinggi, buka saja dari hasil buahnya. Hasil
ikutannya pun memiliki nilai ekonomis antara lain sebagai bahan bakar,
keperluan industri kertas termasuk kebutuhan pakan ternak. Meski hamparan
tanaman jagung dapat kita jumpai di beberapa daerah di Indonesia, namun
ketersediaan jagung tidaklah berlangsung sepanjang tahun.
Pada saat
musim panen jagung tersedia jerami jagung yang melimpah, begitu selesai masa
panen jagung tidak jarang jerami jagung menjadi langka. karena itu teknologi
pengolahan pengawetan jerami jagung perlu dibudayakan oleh petani ternak guna
tersedianya hijauan pakan ternak sepanjang tahun dan sekaligus akn
meningkatkan kualitas mutu pakan. Pembuatan hay, jerami jagung segar
dilayukan dan dikeringkan untuk diawetkan dan disimpan dalam beberapa waktu.
proses pengeringan dan pelayuan pembuatan hay akan menurunkan kandungan kadar
air sampai tersisa dua puluh persen tanpa adanya kerusakan nilai gizi pakan
kecuali vitamin a dan d yang cenderung turun. Jerami jagung yang baik untuk
pembuatan hay adalah batang dan daun jerami jagung yang masih berwarna hijau.
Pembuatan hay dilakukan dengan dua
cara yaitu model hamparan dan model pod. pembuatan hay model hamparan, dengan
cara menghamparkan jerami jagung yang sudah dipotong-potong dilapangan
terbuka dibawah sinar matahari. setiap hari dilakukan pembalikan berulang-ulang
sampai kering baru bisa disimpan dan dapat digunakan pada saat musim paceklik
pakan ternak. pembuatan hay dengan model pod diperlukan sedikit tambahan
biaya, diperlukan rak sebagai tempat menyimpan jerntami jagung yang telah
dijemur selama 1-3 hari. rak tempat menyimpan jerami jagung dapat berbentuk
tripod yaitu rak jerami berkaki tiga atau tetrapod (rak dengan kaki 4)pilihan
rak mana yang akan dipilih tidak mengikat, pastinya rak dapat digunakan untuk
menyimpan jermai jagung selama 3-6 minggu sebelum digunakan sebagai pakan
ternak.
Keuntungan
pembuatan hay adalah:
Sedangkan
kelemahan dari pembuatan hai adalah:
Pembuatan
silase, dilakukan dengan cara jerami jagung dipotong-potong dan dimasukkan
kedalam tempat/ruangan yang kedap udara dan dipadatkan untuk disimpan dalam
wadah tertentu.menghasilkan silase yang berkualitas baik perlu diperhatikan
benar temperatur pembuatan silase berkisar 27-35 derajat celsius dengan
hasilnya:
Prinsip utama pembuatan silase
adalah:
Persyaratan
lain yang harus dipenuhi oleh peternak yang akan membuat silase adalah harus
mempunyai luasan areal yang cukup untuk silo yaitu tempat menyimpan hijauan
proses pembuatan silase.idealnya pembuatan silase disesuaikan dengan
kebutuhan dengan patokan penggalian lubang setiap 150 meter kubik dapat
menampung 150 kg bahan kering hijauan.
Bahan baku
silase jerami dapat menggunakan tanaman jagung yang belum panen dan tanaman
jagung setelah panen. pembuatan silase pada tanaman jagung yang belum panen,
kaya dengan kandungan gizi pakan utamanya zat gula yang akan membantu dalam
proses fermentasi dengan kandungan protein mencapai 11-15 per sen dan disukai
ternak. bila pilihan bahan baku silase pada tanaman jagung yang masih muda,
batang dan daun yang masih hijau untuk pembuatan silase. sedangkan pada
pembuatan silase yang menggunakan bahan baku tanaman jagung setelah panen,
pilihan jerami jagung yang berwarna hijau mempunyai kandungan serat kasar
lebih tinggi dibandingkan dengan jerami warna kuning.
Kwalitas
produksi silase jerami jagung mempunyai kandungan gizi pakan mineral kalsium
yang rendah dan protein hanya mencapai 8,3 per sen karena itu perlu
ditambahkan urea dengan kadar 0,45 persen (4,5kg /ton silase) sebagaimana
dianjurkan direktorat pengembangan peternakan, yang akan memberikan
peningkatan pada kandungan protein silase jerami jagung dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan protein sapi potong dan sapi perah. selain penambahan urea
sebaiknya pada saat pemberian pakan juga ditambahkan garam sebanyak 50 gr/ekor/hari.
proses pembuatan silase jerami jagung dilakukan dengan melayukan jerami
jagung selama 2 hari dan dilakukan pemotongan dengan ukuran 3-5cm,
selanjutnyaa dilakukan pencampuran jerami jagung dengan bahan-bahan yang
diperlukan pembuatan silase. penambahan bahan-bahan pembuatan silase akan
mempercepat proses fermentasi, mencegah tumbuhnya jamur dan bakteri pembusuk
yang akan meningkatkan tekanan osmosis sel-sel jerami jagung.
Bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan silase ukuran 1 ton hijauan terdiri dari asam
organik(asam format, asam sulfat, asm aklorida/asam propionat)4-6 kg,
molasses atau tetes 40 kg, garam 30 kg,dedak padi 40 kg,menir 36 kg dan
onggok 30 kg. penambahan-bahan dilakukan secara merata keseluruh potongan
jerami jagung yang dibuat silase. pencamuran molasses atau tetes sebaiknya
dilakukan secara bertahap dengan cara pencampuran secara berlapis bergantian
dengan campuran bahan dan jerami jagung yang dipadatkan, pada saat penempatan
jerami jagung pada lubang galian tanah yang dikenal sebagai silo dan
selanjutnya dilakukan penutupan silo.
Pemadatan
jerami jagung dilakukan setelah proses pencasempuran semua bahan yang
diperlukan kecuali molasses/tetes, masukkan potongan jerami jagung dengan
cara diinjak-injak sepadat mungkin dalam silo yang sudah diberikan atas
lapisan plastik yang menjadi tempat penampungan selama proses pembutan
silase. pemberian molasses/tetes dapat dilakukan dengan cara tumpukan padatan
jerami jagung dasar ditambahkan molasses/tetes 2 bagian, selanjutnya pada
padatan tumpukan lapisan tengah jerami jagung dapat diberikan molasses/tetes
3 bagian kemudian lapisan tengah padatan tumpukan jerami jagung diberikan
molasses/tetes 5 bagian. pencampurn molasses/tetes secara bertahap ini akan
bercampur merata selanjutnya padatkan kembali dan tutup dengan plastik dan
tanah. penggunaan silase sebagai pakan ternak dapat dilakukan setelah 8
minggu proses pembuatan silase, dengan cara pengambilanya bertahap sesuai
dengan kebutuhan konsumsi ternak dan segera lakukan penutupan kembali.
|
|||
Sumber:
http://www.jombangkab.go.id/e-gov/satkerda/page/1.2.6.11/JeramiJagungSebagaiPakan.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar